Tujuan :
1.    memahami penjelasan tentang epidermis yang ada pada tumbuhan seperti definisi dari epidermis, fungsi, letak dan modifikasinya.
2.    mengetahui
 danmemahami lebih jelas tentang salah satu bagian dari penyusun 
tumbuhan yaitu bagian epidermis seperti definisi, fungsi, letak dan 
susunannya.
3.    mengetahui bagaimana structural penyusun epidermis, apa fungsi epidermis,bagaimana letaknya pada tumbuhan tersebut.
PEMBAHASAN
A. Epidermis
1. Definisi Epidermis
Jaringan
 epidermis merupakan jaringan paling luar pada setiap organ tumbuhan, 
misal : batang, akar, daun, dan sebagainya. Juga pada bunga, buah, biji 
sebelum mengalami penebalan sekunder. Jaringan epidermis menutupi 
seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya 
epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.
 Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya
 serta sebagai tempat pertukaran zat.
Menurut
 Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan 
lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. 
Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma =
 kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal 
yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. 
Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. 
Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus 
yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan 
epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel 
rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti 
halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan 
pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Dari
 keterangan di atas, kita dapat mengetahui beberap cirri-ciri dari 
jaringan epidermis. Adapun ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5.
 Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara
   mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian
                 dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
6. Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, missal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika)
2. Susunan Sel Epidermis
Sebagian
 besar epidermis terdiri dari sel yang boleh dikatakan tak 
terspesialisai. Sel yang lebih terspesialisai tersebar didalamnya. Sel 
epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil 
metabolism. Sel mengandung plastid yang memiliki grana  sedikit saja 
sehingga tidak membentuk klorofil. Dalam plastid ditemukan pati dan 
protein, sedangkan dalam vakuola dietmukan antosianin. 
Dinding
 sel epidermis beragam bentuk pada tumbuha yang berbeda dan ditemukan 
dibagian yang berlainan pada tumbuhan yang sama. Pada biji, sisik, dan 
beberapa macam dauan seprti daun Coniferae, dinding sel epidermis
 amat tebal serta berlignin. Lapangan noktah primer terdapat terutama 
pada dinding radial dana dinding sebelah dalam. Pada dinding luar 
kadang-kadang terlihat daerah dengan ruang anatar fibril lebar yng 
disebut ektodesmata. 
Kuitn, senyawa
 bersifat lemak, merembes ke dinding sebelah luar dan membentuk lapisan 
terpisa, yakni kutikula dipermukaan luar epidermis. Tebal kutikula 
beragam dan berkembangnya dipenagaruhi keadaan lingkungan. Kutikula 
umumnya tertutup oleh bahan bersifat liln yang merupakan lapisan datar 
Atau berbentuk batang agtau filament. Dalam hal ini,lilin Nampak seperti
 lapisan putih yang mudah terlepas. Kutikula bagian dinding yang 
berkutikula, serta lapisan lilin, berperan mengurangi penguapan air. 
Prorotoplas pada 
epidermis
 kebanyakan tumbuhan mengandung leukloplas dan tidak memiliki kloroplas.
 Pada beberapa pteriodophyta, tumbuhan air, serta tumbuhan yang hidup 
ditempat teduh, bias ditemukan kloroplas. Antosian terdapat pada vakuola
 sel epidermis sejumlah besar pada tumbuhan seperti Zebrina pendula dan di batang dan tangkai daun Ricinusconmmunis. Selain itu, tanin, lendir dan Kristal, dapat pula ditemukan dalam sel epidermis.
3. Fungsi Epidermis
Adapun fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu sebagai pelindung
Ø  Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature
Ø  Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan
Ø  Pelindung, tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda.
Ø  Peresap air dan mineral pada akar yang muda. Oleh karena itu akar
yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang disebut bulu akar.
Ø  Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi.
Ø  Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang
permukaannya bergabus
B. Letak Epidermis Pada Batang, Akar Dan Daun
1. Epidermis Pada Batang
 

 
 
Gambar . Letak Epidermis Pada Batang. 
a.       Batang Dikotil
           
 Batang dikotil ttersusun atas jaringan : epidermis, korteks , 
endodermis, empulur, kambium, floem, xylem, dan jari-jari empulur. 
Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang 
antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula serta 
dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian paling luar. Terdapat 
stomata dan juga trikomata. Fungsi epidermis yaitu melindungi jaringan 
dibawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan 
epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium 
gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk memperbesar daya 
perlindungan batang dan mengurangi penguapan air
     
b. Batang Monokotil
Pada
 batang Monokotil, terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
 stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan 
pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di 
antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya cambium 
pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar,
 dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. 
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan 
menebalsekunder, misalnya pada pohon Hanjuang ( seberang (Agave sp). 
Epidermis pada batang umumnya juga terdapat stomata dan trikomata.
Gambar : jaringan epidermis tumbuhan monokotil
 
 
2. Epidermis Pada Akar
  
 
Gambar : epidermis pada akar
Epidermis
 dan bulu akar. Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa ruang 
antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada 
penampang melintang berbentuk membulat. Dinding sel disusun oleh 
selulosa dan pectin yang menyerap air. Bila epidermis terkelupas waktu 
akar menua, dinding selnya akan mengalami penebalan dengan 
ujung
 akar. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan, yaitu 
rambut akar atau bulu akar. Sel-sel yang membentuk bulu akar terletak di
 belakang daerah pembentangan, meliputi sepanjang daerah satu sampai 
beberapa centimeter.
Bulu
 akar sangat berguna dalam proses penyerapanair dan mineral dari dalam 
tanah. Air dan mineral akan masukke dalam tumbuhan melewati sel 
epidermis. Oleh karena itu, susunan sel-sel epidermis akar biasanya 
tidak serapat pada sel-sel epidermis daun. Selain itu, rambut akar juga 
dapat membantu tumbuhan menancap/ menempel dengan kokoh.
4.    Epidermis Pada Daun 
 

 
 
Epidermis
 merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah.
 Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari
 sel - sel epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ 
mulut daun merupakan lubang kecil atau porpori yang diapit oleh dua sel 
penjaga. Dengan cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur 
pelebaran (stomata terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). 
Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran gas, karbondioksida berdifusi 
masuk dan oksigen be keluar.
Epidermis
 pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain 
ada yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai
 hasil pembelahan periklinal (pembelahan sejajar dengan permukaan ) 
protoderm. Dinding selnya mengalami penebalan tidak merata, dinding sel 
yang menghadap keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin tapi 
umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk suatu lapisan 
kutikula yang tebal tipisnya tergantung pada habitat, tumbuhan xerofit 
umumnya tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat
 lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilin kutikula epidermis dapat 
mencegah atau meminimalisasi hilangnya air dari tumbuhan. Sel - sel 
epidermis tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi 
pada tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas
Lapisan pertama pada daun yang melindungi lapisan lainnya adalah epidermis.
 Jaringan epidermis daun hanya terdiri atas satu lapis sel yang terdapat
 di bagian atas dan bawah daun. Di epidermis terdapat stomata yang 
berperan dalam pertukaran gas. Pada umumnya, stomata banyak ditemukan 
pada bagian bawah daun. Akan tetapi, pada tumbuhan air yang mengapung, 
seperti teratai, hanya memiliki stomata di permukaan atas daun. Kutikula
 pada daun dapat dilihat sebagai lapisan bening yang tahan air. Dengan 
bantuan mikroskop, pada permukaan daun dapat dilihat trikom dan rambut 
kelenjar. Trikom terdiri atas beberapa jenis, bentuknya pun amat unik 
bergantung jenis tumbuhannya (Gambar trikom). Trikom pun merupakan modifikasi dari epidermis daun.
     
C. Derivat Epidermis
Derivat
 epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis
 yang berasal dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang 
berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis 
antara lain: stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas kersik (sel silika).
1. Stomata
Stomata
 berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, 
jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang 
dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup 
(Guard Cell), dimana selpenutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang 
telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur
 besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1988).
Stomata
 dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya. Yaitu (a) bagian sel 
penutup/sel penjaga (guard cell), (b) Bagian yang merupakan sel 
tetangga, dan (c) ruang udara dalam.
            Stomata merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang khusus yakni sel penutup.
 Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya semetris, 
umumnya berbentuk ginjal, pada dinding sel atas dan bawah tampak adanya 
alat yang berbentuk birai (ledges), kadang-kadang birai tersebut hanya 
terdapat pada dinding sel bagian atas. Adapun fungsi birai pada dinding 
sel bagian atas itu adalah sebagai pembatas ruang depan (Front Cavity) 
diatas porusnya sedangkan pembatas ruang belakang (Basic Cavity) antara 
porus dengan ruang udara yang terdapat dibawahnya. Keunikan dari sel 
penjaga adalah serat halus sellulosa (cellulose microfibril) pada 
dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan ini dikenal
 sebagai miselasi Radial (Radial Micellation). Karena serat sellulosa 
ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap air 
mengakibatkan sel ini tidak dapat membesar diameternya melainkan 
memanjang. Akibat melekatnya sel penjaga satu sama lain pada kedua 
ujungnya memanjang akibat menyerap air maka keduanya akan melengkung ke 
arah luar. Kejadian ini yang menyebabkan celah stomata membuka 
(Kertasaputra, 1988). Keadaan letak sel penutup yang berbeda dapat 
menentukan macam-macam stomata seperti :
Ø  Stoma phanerophore
 yaitu stoma yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun, 
seperti pada tumbuh-tumbuhan hidrophyt. Stoma yang letaknya dipermukaan 
daun ini dapat menimbulkan banyaknya pengeluaran secara mudah dan selain
 itu epidermisnya tidak mempunyai lapisan kutikula.
Ø  Stoma kriptophore
 yaitu stoma yang sel penutupnya berada jauh dipermukaan daun, biasanya 
terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah kering yang dapat langsung 
menerima radiasi matahari. Dengan demikian fungsinya untuk mengurangi 
penguapan yang berlebihan, membantu fungsi epidermis, mempunyai lapisan 
kutikula yang tebal serta rambutrambut. Biasanya sering terdapat pada 
tumbuhan golongan kaktus.
Pada
 tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping
 sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
a)      Anomositik atau Tipe Ranunculaceae sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
b)      Anisositik atau Tipe Caryophyllaceae, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar, Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c)      Parasitik atau Tipe Rubiaceae setiap
 sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel
 tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
d)     Diasitik atau tipe Caryophyllaceae, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
Stomata
 mulai berkembang menjelang aktivitas maristematik pada epidermis dan 
terus berkemabng selama beberapa waktu, di saat daun memanjang dan 
meluas karena perbesaran sel. Pada daun yang bertulang sejajr dan dengan
 stomata tersusun dalam deretan memmanjang, pe,bentukan stomata mulai 
diujung dan melanjut kearah dasar daun atau basipetal. Pada daun 
bertulang jala, seperti pada kebanyakan dikotil, terdapat stomata dalam 
taraf perkembangan yang berbeda-beda.
Pada
 perkembangan stoma di Angiospermae sel induk dari sel penutup biasanya 
dibentuk dengan pembelahan sel protoderm yang menghasilkan anak sel yang
 tak sama besar. Sel anak yang kecil membelah menjadi dua sel sama besar
 dan setiap anak selnya berkembang menjadi sel penutup. Dengan meluas 
secara berbeda-beda, sel penutup memperoleh bentuknya yang khas. Zat 
antar sel diantara kedua sel penutup membengkak dan hubungan antara 
kedua sel itu melemah. Celah stoma terbentuk pada saat kedua sel itu 
memisah dibagain tengah. Berbagai penyesuaian dalam rungan terjadi 
antara sel penutup dan sel di dekatnya sehingga penutup dapat menonjol 
ke atas bertempat lebih rendah dari permukaan epidermis. Sel didekatnya 
dapat tumbuh menutupi sebagian dari sel penutup atau tumbuh dibawahnya 
dalam ruang substomata.
            2. Trikoma
Trikomata
 merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel 
epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, 
tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah 
epidermis(emergens).
Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a)      Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)
Ø  Rambut
 uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidakmemipih,  
umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium,
 dan Gossypium.
Ø  Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
Ø  Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum.
Ø  Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.
b)      Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
Trikom
 ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom 
glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom 
sekresi garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi getah, trikom 
sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar,
Fungsi trikoma pada masing-masing organ:
Ø  Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia, meneruskan rangsang.
Ø  Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga membantunpenyerbukan.
Ø  Pada
 biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap 
air sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.
Ø  Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).
Trikoma lain juga terspesialisai adalah rambut gatal pada Urtica. Trikoma terdiri dari sel panjang yang memiliki dasar yang lebar membengkak sedangkan bagian atasnya sempit dan runcing. Dinding bagian ujung yang runcing mengandung silica, sedangkan bagian tepat dibawahnya mengandung kalsium. Bila rambut tersentuh ujung runcing yang membulat itu akan patah di daerah batas, sisanya yang berujung runcing dengan mudah menembus kulit orang yang menyentuh tumbuhan tersebut. Disaat itulah kandungan rambut (histamine dan asetilkolin) masuk ke kulit menimbulkan rasa gatal. Rambut sekresi bersel satu dan bersel banyak yang menghasilkan nectar terdapat pada bunga atau di bagian lain di luar bunga. Beberapa diantaranya tidak berkutikula, dan nectar disekresikan secara berdifusi. Pada rambut lain, sel memiliki kutikula. Dalam hal itu, dinding terluar dari sel kepala rambut yang bersangkutan perlahan-lahan membengkak dan meluas sehingga terbentuk lapisan lender menyerupai kubah di bawah kutikula. Lapisan tersebut terus meluas dan dengan demikian menekan lapisan bagian dalam dari dinding luar kea rah lumen sel yang hampor seluruhnya rusak. Akhirnya, kutikula pecah dan zat lender tempat terkumpulnya nectar terbawa ke permukaan organ, misalnya pada Hibiscus dan Abutilon.
3. Litokis
Litokis
 terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang 
tersusun oleh tangkai selulosa dengan deposisi/ endapan Ca-carbonat yang
 membentuk bangunan seperti sarang lebah dan disebut sistolit.
4. Sel Silika dan Sel Gabus
Pada
 Gramineae, di antara sel-sel epidermis yang memanjang, di sebelah atas 
tulang daun, terdapat sel pendek yang terdiri dari dua tipe sel, yaitu 
sel silica dan sel gabus. Sel silika dan sel gabus sering kali secara 
berturut-turut dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel-sel silika
 yang berkembang sepenuhnya mengandung badan-badan silika yang berupa 
massa silika yang isotropik dan di tengah-temgahnya biasanya berupa 
granula-granula renik. Pada pandangan permukaan, benda-benda silika itu 
mungkin berbentuk bulatan, elips, halter, atau berbentuk pelana. Sel 
gabus dindingnya mengandung suberin dan sering mengandung bahan organik 
yang padat. Distribusinya menyebabkan pengerasan pada kulit batang. 
Bentuknya segitiga, segiempat, tidak teratur, angka 8,
membulat, dll.
5. Sel Kipas (buliform cell)
Sel-sel
 ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk 
seperti kipas, berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. 
Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan pektin, dinding paling 
luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel berupa 
selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika 
udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut 
sehingga luas permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan 
bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan mengurangi penguapan
 lebih lanjut.
6. Lenti Sel
Pada
 beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut
 lenti sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang 
dulu dijumpai stoma, setelah stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan 
berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang stoma diisi
 oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat 
gabus. Sel gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak 
membentuk felem ke arah luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin lama 
semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar, sehingga dari luar 
tampak sebagai bintik-bintik.
7. Velamen
Velamen
 merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam 
epidermis akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen 
berfungsi untuk menyimpan air atau menyimpan udara. Epidermis beserta 
velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda atau multiple 
epidermis.